Penuhi 25 Kompetensi Dasar Kader Posyandu Tingkatkan SDM

KLIK BORNEO – BERAU. Pemenuhan 25 kompetensi dasar pengelolaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) saat ini menjadi sebuah keniscayaan. Oleh karena itu, peran penggerak pelayanan ini harus ditingkatkan. Guna memenuhi kriteria tersebut, sebanyak 1.480 kader yang berasal dari 274  (Posyandu) di Kabupaten Berau mengikuti pelatihan untuk mengembangkan 25 kompetensi dasar dalam pengelolaan posyandu.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang diberikan oleh para kader posyandu kepada masyarakat. Pelatihan ini diharapkan dapat memperkuat peran posyandu sebagai salah satu ujung tombak dalam pelayanan kesehatan di tingkat desa.

Asisten III Setkab Berau, Maulidiyah, berharap agar setiap posyandu yang ada di Berau dapat lebih aktif dalam meningkatkan kesejahteraan kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Dari 274 posyandu di daerah ini, sekitar 67,5 persen di antaranya telah tercatat sebagai posyandu aktif, yang terbagi dalam beberapa kategori, yakni 4,7 persen pada strata Pratama, 2,27 persen pada strata Madya, 41,2 persen pada strata Purnama, dan 26,3 persen pada strata Mandiri.

Dalam kesempatan tersebut, Maulidiyah menekankan bahwa penguatan kapasitas kader posyandu menjadi sangat penting. Kader posyandu diharapkan mampu menguasai kompetensi dasar yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, yang mencakup berbagai aspek kesehatan, mulai dari pemantauan tumbuh kembang anak, imunisasi, penanganan masalah gizi buruk, hingga memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.

Posyandu, sebagai lini terdepan dalam pelayanan kesehatan dasar, memerlukan tenaga yang terampil dan siap untuk memberikan layanan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan keterampilan praktis bagi para kader agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan lebih efektif dan berkualitas.

Salah satu hal yang menjadi fokus dalam pelatihan ini adalah upaya penurunan angka stunting, yang merupakan program prioritas nasional. Posyandu memegang peran penting dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting dengan memantau status gizi anak-anak di daerah masing-masing.

Selain itu, kader posyandu juga diminta untuk melakukan kunjungan rumah, guna memantau kondisi kesehatan masyarakat secara langsung di lapangan. Jika ditemukan adanya masalah kesehatan yang berpotensi berisiko, seperti anak-anak yang mengalami kekurangan gizi, tenaga kesehatan bisa segera memberikan intervensi yang diperlukan untuk mencegah dampak buruk di masa depan.

Maulidiyah juga menambahkan bahwa sinergi antara kecamatan, kelurahan, dan posyandu sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan program ini. Pemerintah daerah, bersama dengan kader posyandu dan masyarakat, harus bekerja sama agar pelayanan kesehatan di tingkat dasar dapat terwujud secara optimal.

Dalam konteks ini, Maulidiyah juga mengingatkan pentingnya transformasi layanan primer yang sedang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, yang bertujuan untuk memperkuat sistem layanan kesehatan melalui pendekatan promotif dan preventif. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan mengintegrasikan berbagai sektor, serta memanfaatkan teknologi untuk memberikan pelayanan yang lebih mudah dijangkau oleh masyarakat.

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga menerapkan pendekatan berbasis siklus hidup dalam transformasi layanan primer, yang bertujuan memberikan layanan kesehatan yang menyeluruh kepada semua kelompok usia, mulai dari bayi hingga lansia.

Posyandu, sebagai salah satu ujung tombak dalam sistem pelayanan kesehatan, menjadi penting untuk mendekatkan layanan ini kepada masyarakat secara langsung. Dengan demikian, setiap masyarakat bisa lebih mudah mengakses layanan kesehatan yang mereka butuhkan, terutama di tingkat desa dan kelurahan.

Kepala Dinas Kesehatan Berau, yang diwakili oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Berau, Suhartini, mengungkapkan bahwa kegiatan Kick Off Orientasi Kader Posyandu ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan pengelolaan posyandu di desa-desa.

Selain itu, Suhartini menambahkan bahwa kegiatan ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk menurunkan angka stunting, yang menjadi salah satu fokus utama dalam program kesehatan nasional. Dengan meningkatkan kapasitas para kader, diharapkan mereka dapat lebih berperan aktif dalam mendukung keberhasilan program pencegahan stunting.

Pelatihan ini diselenggarakan dengan dukungan dana dari bantuan keuangan (Bankeu) Provinsi Kalimantan Timur dan dilaksanakan secara serentak selama tiga hari, mulai tanggal 11 hingga 13 November 2024.

Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk membekali para kader dengan pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas di tingkat masyarakat. Setelah mengikuti pelatihan ini, diharapkan para kader dapat meningkatkan kualitas layanan posyandu di wilayahnya, serta memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat di Kabupaten Berau.(adv/Elton)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
930 x 180 AD PLACEMENT