
KLIK BORNEO – BERAU. Anggota DPRD Berau Arman Nofriansyah menilai Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau kurang inovatif dalam menangani persoalan kebersihan dalam kota.
Penilaian sekaligus kritik itu disampaikan Arman mengingat masalah sampah kurang ditangani secara optimal dan maksimal. Berikutnya, banyak sarana prasarana pendukung yang dibiarkan tak terawat.
“Harusnya DLHK itu menambah armada atau alat. Kalau mesin rusak, apakah harus dibiarkan begitu saja? Saat rapat dengan kami pun hal itu tidak pernah disampaikan,” ungkapnya.
Disampaikannya, kondisi kebersihan dalam kota saat ini sangat memprihatinkan dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Karena itu, ia mendorong DLHK agar segera membuat terobosan nyata untuk meningkatkan kualitas kebersihan.
“DLHK perlu lebih kooperatif dan inovatif. Misalnya, mobil pembersih kecil itu sudah ada tiga unit, tapi kenapa tidak dimanfaatkan maksimal? Kalau memang belum bisa ditambah, ya manfaatkan dulu potensi yang ada,” tegasnya.
Tak hanya itu, Arman juga menyoroti perawatan alat berat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang dinilai terbengkalai. Baginya, akan sia-sia jika anggaran terus dikucurkan jika peralatan yang dibiarkan tanpa digunakan.
“Excavator di TPA itu seperti tidak digunakan. Padahal alat-alat itu diadakan dengan dana pemerintah. Kalau yang sudah ada saja tidak dirawat, bagaimana nanti kalau ditambah lagi?” bebernya.
Selain peralatan dan kinerja yang kurang maksimal, Arman juga mengelugkan soal rencana Presiden Prabowo terkait pemutusan tenaga outsourcing. Ia khawatir kebijakan tersebut akan berdampak pada kinerja lapangan DLHK, khususnya petugas kebersihan yang mayoritas berstatus tenaga outsourcing.
“Banyak pegawai outsourcing di DLHK yang terancam dirumahkan. Kalau mereka tidak ada, siapa yang akan menangani kebersihan di lapangan?” pungkasnya. (Adv/Elton)