Jadi Destinasi Unggulan, Fasilitas Wisata Air Panas Pemapak Terus Dilengkapi

KLIK BORNEO – BERAU. Wisata Air Panas Pemapak Bapinang di Kecamatan Biatan menjadi salah satu destinasi unggulan Bumi Batiwakkal. Untuk memastikan kehadirannya berdampak besar terhadap PAD Berau, pembangunan berbagai fasilitas pendukung yang dibutuhkan terus dilengkapi.

Kepala Disbudpar Berau Ilyas Natsir melalui Staf Teknis Andi, menjelaskan bahwa pembangunan Wisata Air Panas Pemapak merupakan bagian dari rencana induk pembangunan. Berikutnya, sesuai dengan visi-misi bupati yang terus dikembangkan.

Sejak dibangun pada 2023 lalu, menurutnya, jumlah kunjungan ke destinasi wisata itu terus meningkat. Tak hanya itu jumlah retribusi yang berkontribusi pada PAD Berau juga meningkat tajam hingga mencapai 200 persen pada 2024 lalu.

Meskipun demikian, diakuinya, pembangunan destinasi wisata itu belum usai. Mengingat, sesuai masterplan yang ada presentase pembangunan yang ada saat ini baru mencapai 50 persen. Karena itu, pembangunan destinasi itu akan dilanjutkan lagi tahun ini dengan total pagu diperkirakan mencapai Rp 3,5 miliar.

“Karena contoh, jalur masuk dan jalur keluar masih di pintu yang sama. Nah itu sebaiknya jangan. Nah itu rencana kami ke depan, akan ada pembangunan jalur tracking ke belakang sampai pintu keluar,” ungkapnya kepada Klikborneo.com, Senin (7/7/2025).

Tak hanya pintu, kios cindera mata, penataan sungai, pengamanan mata air inti, penerangan di malam hari, gazebo dengan ukuran yang lebih besar juga akan dibangun. Termasuk pembangunan taman rekreasi anak dan kolam buatan di atas lahan yang masih tersedia.

“Yang paling besar bobotnya itu penataan sungai. Itu masih lumpur tuh. Akan kami rapikan. Supaya lebih bagus,” jelasnya.

“Jadi yang perlu diingat, angka Rp 3,5 miliar lebih itu sudah termasuk pajak. PPN saja sudah 12 persen. Berarti nanti akan berkurang,” sambungnya.

Ditegaskannya, saat ini pengelolaan destinasi Wisata Air Panas Pemapak menjadi yang terbaik. Dalam pengelolaannya, pemerintah daerah juga melibatkan pemerintah kampung dengan BUMDES-nya bersama Pokdarwis yang ada.

“Mereka itu betul-betul menjadi satu kesatuan. Makanya hampir tidak ada keluhan. Kalau ramai pengunjung misalnya mereka nambah orang. Supaya kebersihan WC dan semuanya itu bisa terjaga,” bebernya.

Disinggung terkait destinasi wisata lainnya yang belum disentuh maksimal, Andi menjelaskan pihaknya terus mengusulkan pembangunan destinasi wisata potensial itu setiap tahun. Namun, pembangunan destinasi wisata itu harus dibangun di atas prinsip kehati-hatian.

“Jadi, harus ada analisis kepariwisataan yang jelas dulu. Apakah itu bisa kami bangun atau tidak. Memang kita terus mengusulkan tiap tahun. Tapi yang kami prioritaskan itu yang memenuhi analisis kepariwisataan dan tercatat dalam Perda Retribusi,” bebernya.

“Contoh saja, misalnya lahannya memang aman. Bukan lahan HGU atau lahan perusahaan. Kemudian kedua potensi kunjungan ke sana. Kemudian ketiga, masyarakatnya siap tidak mengelola. Lalu kemampuan anggaran,” tambahnya.

Ke depan, Disbudpar berharap pemerintah daerah terus konsisten dengan kebijakan menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan di samping pertambangan batubara. Selanjutnya, kerja sama lintas sektor terus terjalin agar pembangunan pariwisata terus membaik.

“Jadi, kami selalu bekerja sama lintas sektor, melibatkan semua pihak tidak hanya sesama pemerintah tetapi juga akademisi mitra kami seperti UNMUL. Kami minta saran,” tandasnya. (Elton)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
930 x 180 AD PLACEMENT