Atasi Bencana Hidrometeorologi Perlu Kolaborasi Semua Pihak

KLIK BORNEO – BERAU. Dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, tercatat 17 kampung di 4 kecamatan di Kabupaten Berau terdampak bencana hidrometeorologi berupa banjir dan tanah longsor. Untuk mengatasinya perlu kerja sama dan kolaborasi semua pihak.

Hal itu disampaikan Wakil Bupati Berau, Gamalis dalam Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Hidrometeorologi di Kabupaten Berau, Selasa (6/5/2025), bertempat di Ruang Rapat BPBD Lantai 2. Hadir dalam rapat itu sejumlah pimpinan OPD dan camat.

Disampaikan Gamalis, selama 3 bulan terakhir Berau mengalami musim hujan yang cukup ekstrem. Hal itu menyebabkan sungai meluap terutama di wilayah hulu Kelay dan Segah.

“Sehingga sempat dua kali banjir besar. Hujan dengan intensitas sedang sampai tinggi dengan durasi yang cukup lama ini, berakhir pada naiknya level permukaan air di hulu sungai yang naik tidak dalam kondisi biasanya,” ungkapnya.

Banjir yang mengkhawatirkan itu, lanjutnya, menyebabkan tanah longsor di beberapa titik. Berikutnya, telah merusak berbagai fasilitas umum. Karena itu, Gamalis meminta semua stakeholder terkait untuk bersama-sama mencari solusi.

“Bahwasanya bencana ini urusan kita bersama. Maka peran dari semua pihak mengatasi ini. BPBD tidak bisa bekerja sendiri. Seluruh stakeholder harus sama-sama kerja kolaboratif agar bencana ini bisa teratasi,” pintanya.

Tak hanya OPD dan stakeholder terkait, Gamalis juga meminta pihak ketiga untuk tidak tinggal diam. Mengingat, tak hanya banjir dan tanah longsor, infrastruktur jalan ke arah pesisir juga saat ini sudah putus dan butuh penanganan segera.

“Situasi ini (banjir dan longsor) telah menghantui masyarakat yang tinggal di tebing-tebjng. Sehingga kita perlu rumuskan apa yang kita lakukan. Apa saja yang kita lakukan terhadap alam,” tandasnya. (Elton)