PAD Pariwisata dan Ekraf 2024 Capai Rp 40 Miliar, Pemkab Upaya Ciptakan Tren Positif

KLIK BORNEO – BERAU. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Berau yang diterima dari berbagai sektor pada tahun 2024 tercatat mencapai Rp 343.480.236.165,39 atau sekitar Rp 343,4 miliar lebih. Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun 2023 sejumlah Rp 287.131.921.505,78 atau Rp 287,1 miliar.

Dari jumlah tersebut, PAD yang berasal dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) sendiri pada 2024 lalu mencapai Rp 40.097.251.873 atau Rp 40 miliar lebih. Jumlah ini juga mengalami peningkatan dari PAD yang diterima dari sektor pariwisata dan ekraf pada tahun sebelumnya sekira Rp 37.836.148.230 atau Rp 37 miliar lebih.

Dari data tersebut, PAD Kabupaten Berau yang berasal dari sektor pariwisata dan ekraf belum berkontribusi besar, walaupun diyakini bertumbuh secara positif. Untuk memastikannya terus bertumbuh setiap tahunnya, pembangunan di sektor pariwisata dipastikan menjadi fokus pemerintah daerah 5 tahun mendatang.

Bupati Berau Sri Juniarsih Mas menjelaskan sesuai rancangan akhir RPJMD Kabupaten Berau 2025-2029, pariwisata akan dijadikan sebagai leading sektor pembangunan di daerah. Namun, pembangunan pariwisata tidak bisa berjalan sendiri tanpa disertai pembangunan UMKM dan ekonomi kreatif.

“Pariwisata harus seiring sejalan dengan pembangunan UMKM dan ekonomi kreatif. Tiga hal ini tidak bisa dilepas. Dan semua pembangunan lain ke depannya harus diarahkan menuju pembangunan pariwisata,” ungkapnya belum lama ini.

Untuk memastikan pembangunan sektor pariwisata berjalan maksimal, lanjutnya, anggaran di sektor pariwisata akan digelontorkan secara penuh. Pasalnya, pariwisata diyakini dapat berkontribusi besar terhadap PAD Berau.

“Karena terus terang saja dari Dinas Pariwisata ini sebelumnya kurang mendapatkan dukungan penuh. Untuk itu ke depan harus mendapatkan dukungan penuh,” jelasnya.

Diakuinya, kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD tersebut didukung oleh banyaknya destinasi wisata yang ada di Kabupaten Berau. Hingga tahun 2025, tercatat, Berau memiliki 18 desa wisata, 225 destinasi wisata, yang terdiri dari 159 wisata alam dan 39 wisata budaya serta 27 wisata buatan.

“Semua kekayaan itu tentu menjadikan sektor pariwisata diunggulkan dari sektor lainnya,” terangnya.

Sebelumnya, Kepala Disbudpar Berau Ilyas Natsir, melalui Kabid Bina Usaha Jasa Pariwisata dan Ekraf Disbudpar Berau, Nurjatiah mengaku pendapatan dari sektor pariwisata yang mengalami tren positif berasal dari retribusi menembus Rp 400 juta pada 2024 lalu. Tahun ini retribusi ditargetkan mencapai Rp 600 juta.

“Insyaallah tahun ini target menjadi Rp 600 juta. Mungkin tahun depan, dengan ditetapkannya beberapa destinasi lagi yang masuk retribusi pariwisata, target akan meningkat lagi,” bebernya.

Disampaikannya, sumber retribusi pariwisata tersebut berasal dari empat destinasi unggulan yakni Labuan Cermin, Air Panas Asin Pemapak, Keraton Sambaliung, dan Museum Gunung Tabur. Dari empat destinasi tersebut, Air Panas Asin Pemapak menjadi penyumbang retribusi terbesar.

“Kalau jumlahnya hampir sama, tapi laporan dari Labuan Cermin agak kurang. Yang paling disiplin dan tertib dalam penyetoran itu Air Panas Asin Pemapak,” paparnya.

Adapun ketentuan penarikan retribusi, lanjutnya, diatur dalam Perda Berau Nomor 7 Tahun 2023 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Dalam perda itu tercatat 14 objek wisata yang masuk daftar penarikan retribusi. Namun, belum semua bisa diberlakukan pungutan karena keterbatasan sarana dan prasarana.

“Tahun depan kemungkinan akan ada tambahan destinasi. Kita persiapkan dulu yang sarana-prasarannya sudah lengkap. Itu yang akan kita tetapkan targetnya nanti,” tegasnya.

Diakuinya, salah satu destinasi wisata yang direncanakan masuk retribusi tahun depan adalah Pulau Kakaban. Namun, pengelolaannya masih harus dibicarakan dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) yang juga sedang menyusun perda terkait.

“Kalau belum bisa, kita akan ambil dari objek wisata lainnya. Karena ada 14 objek yang tercatat seperti di Kampung Tanjung Batu ada Sigending, dan Ari Terjun Nyalimah juga masuk rencana pengembangan,” tandasnya. (Elton)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
930 x 180 AD PLACEMENT