
KLIK BORNEO – BERAU. Pemerintah daerah melalui Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Berau terus mendorong dan selalu berupaya meningkatkan kapasitas para petani kopi di Berau agar dapat menjadi petani kopi yang andal.
Demi mencapai maksud itu, Disbun Berau kembali membawa 22 petani kopi untuk melakukan kaji tiru penanggulangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada komoditas kopi di Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Kepala Disbun Berau, Lita Handini menjelaskan OPT merupakan hama dan penyakit yang turut mengganggu kopi. Karena itu, kaji tiru yang dilakukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani kopi yang ada di Kabupaten Berau.
“Kendala utamanya memang sering terjadi serangan hama dan penyakit pada tanaman kopi, beberapa bahkan bisa menyebabkan tanaman mati,” ungkapnya.
Disampaikannya, kaji tiru tersebit akan menambah wawasan petani terhadap teknik pengendalian hama dan penyakit secara tepat dan mudah. Adapun Kabupaten Malang dipilih karena merupakan sentra penghasil kopi di Jawa Timur.
“Jenis kopi Malang robusta telah masuk ke pasar ekspor, yang dikenal dengan kopi dampit. Lantaran ditanam di Desa Dampit. Kalau di Berau lebih banyak jenis liberika, tapi ada sedikit jenis robusta juga,” jelasnya.
Kegiatan kaji tiru, lanjutnya, bertujuan agar para petani dapat belajar langsung dari daerah lain yang telah berhasil mengelola OPT kopi secara efektif. Berikutnya, mempelajari pola pembibitan hingga penanganan pasca panen.
“Mereka juga diberikan kesempatan belajar langsung tentang teknik pembibitan, perawatan tanaman kopi, hingga proses pengolahan pasca panen,” paparnya.
Lita berharap kegiatan itu dapat membuka wawasan baru bagi para petani, terutama dalam hal penanganan OPT yang ramah lingkungan dan efisien. Agar kopi yang dihasilkan makin meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
“Kami juga memiliki kampung yang ditarget untuk dapat mengembangkan komoditas kopi, di antaranya Kampung Suka Murya, Dumaring, Samburakat, Sukan Tengah, dan Pesayan,” tandasnya. (adv/Elton)