
KLIK BORNEO – BERAU. Wakil Ketua Komisi II DPRD Berau, Arman Nofriansyah, menyoroti pentingnya penanganan serius terhadap persoalan banjir yang terus berulang di Kabupaten Berau. Ia menegaskan bahwa penanganan tidak bisa hanya difokuskan di wilayah kota, tetapi juga harus menyentuh kawasan hulu yang menjadi daerah langganan banjir setiap tahunnya.
Menurutnya, pola penanganan banjir saat ini perlu dikaji ulang secara menyeluruh. Ia mendorong agar pemerintah daerah mulai memikirkan penanganan yang lebih strategis dan berkelanjutan. Salah satu langkah penting yang disarankannya adalah menyusun studi kelayakan terhadap program penanganan banjir secara menyeluruh.
“Jangan hanya penanganan tambal sulam. Kita butuh strategi jangka panjang yang jelas. Perlu ada studi kelayakan agar anggaran yang dikelola benar-benar tepat guna dan tepat sasaran,” ujarnya, Rabu (4/6/2025).
Arman menekankan, banjir bukan hanya akibat curah hujan tinggi, tapi juga karena kondisi lingkungan yang tidak tertata baik. Kerusakan daerah aliran sungai (DAS), pembukaan lahan yang masif, hingga buruknya sistem drainase menjadi faktor pemicu yang perlu ditangani secara terpadu.
Ia mendorong adanya kolaborasi lintas sektor—baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat—untuk menata kembali kawasan hulu dan hilir. Termasuk mempertimbangkan opsi-opsi penanganan seperti pembangunan embung, normalisasi sungai, peningkatan ruang terbuka hijau, dan pengendalian alih fungsi lahan secara ketat.
“Kalau penanganannya hanya reaktif, banjir akan terus terjadi. Kita harus pikirkan akar masalahnya. Kawasan hulu harus jadi perhatian serius, karena jika di hulu tidak dibenahi, hilir akan terus jadi korban,” tegasnya.
Ia berharap dalam penyusunan anggaran mendatang, program penanganan banjir dan lingkungan menjadi salah satu prioritas utama pemerintah daerah, dengan dasar kajian yang kuat dan pelaksanaan yang terukur. “Kita ingin ada perencanaan berbasis data dan kebutuhan riil di lapangan, bukan sekadar rutinitas proyek tahunan,” pungkasnya.(Adv/Elton)