
KLIK BORNEO – BERAU. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Berau terus bergerak dalam menangani kesehatan masyarakat di beberapa wilayah yang terdampak banjir. Beberapa penyakit menular turut diantisipasi dan ditangani.
Kepala Dinas Kesehatan Berau, Lamlay Sarie mengungkapkan pihaknya fokus pada penanggulangan penyakit yang sering muncul seperti gatal-gatal, diare, demam, hingga Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Untuk wilayah korban banjir, biasanya akan muncul pola-pola penyakit misalnya diare, DBD, dan malaria. Itu yang kami antisipasi,” ungkapnya.
Disampaikannya, meskipun antisipasi dilakukan, tidak sedikit petugas di sejumlah Puskesmas Pembantu (Pustu) yang harus ikut mengungsi karena tempat tugasnya juga terdampak banjir.
“Seperti misalnya di Merabu, petugas kami harus mengungsi dulu karena pustu juga kebanjiran,” jelasnya.
Menurutnya, dalam masa pancaroba seperti saat ini, infeksi seperti penyakit kulit juga turut menjadi keluhan yang paling sering muncul. Apalagi di wilayah yang kesulitan air bersih.
“Penyakit kulit itu kasus akut saat musim seperti ini. Apalagi kalau air bersih sulit diakses,” terangnya.
Meskipun ada tantangan, sistem surveilans Dinkes tetap berjalan untuk memantau perkembangan penyakit secara real-time. Pendataan kesehatan juga tetap dilakukan oleh petugas di puskesmas induk dan diteruskan ke pustu-pustu di wilayah masing-masing.
“Pemantauan 24 jam terus berjalan. Surveilans kami yang bertugas,” tandasnya singkat. (Elton)