
KLIK BORNEO – BERAU. Kepala Kampung Harapan Jaya, Kecamatan Segah, Ali Sasmirul meminta Pemkab Berau untuk segera mengambil langkah tegas terkait dugaan ditutup dan dialihkannya alur anak Sungai Segah yang dilakukan PT BBA. Pasalnya, tindakan perusahaan telah menyebabkan sejumlah kebun warga tergenang air dan sulit dipanen.
Ali menjelaskan, persoalan itu mulai terungkap usai banjir besar yang melanda Kecamatan Segah beberapa waktu lalu. Meski banjir di sebagian wilayah sudah surut, air di areal perkebunan warga justru tak kunjung surut berhari-hari.
“Awalnya warga heran, kok banjir di kebun tidak surut-surut. Setelah ditelusuri, ternyata ada aktivitas perusahaan yang menutup salah satu aliran sungai untuk kepentingannya,” ujarnya.
Diakui Ali, sedikitnya lima warga sudah melaporkan dampak langsung dari kondisi tersebut. Karena itu, jika masalah tersebut tidak segera ditangani, para petani akan terus mengalami kesulitan saat panen tiba.
“Sebelum alur sungai itu ditutup, banjir biasanya hanya dua hari sudah surut. Sekarang bisa sampai empat hari baru kering. Namanya masyarakat, mereka tentu ingin proses panen berjalan lancar,” tambahnya.
Ali menduga, ditutup dan dialihkannya alur anak itu dilakukan ketika banjir besar melanda beberapa kampung di Segah. Tahun lalu, lanjutnya, belum ada laporan serupa dari masyarakat.
“Kalau sekarang, ketika sungai pasang tinggi ditambah hujan deras, air tidak bisa mengalir karena jalurnya sudah tertutup. Inilah yang membuat kebun warga tergenang lebih lama,” tegasnya.
Ali berharap pemerintah daerah segera turun tangan menangani permasalahan tersebut. Selanjutnya, mencari solusi agar warga tidak terus dirugikan.
“Ini masalah lingkungan yang berdampak langsung pada mata pencaharian masyarakat. Kami mohon ada tindakan cepat,” pungkasnya.
PT Berau Bara Abadi (BBA) akhirnya angkat bicara terkait polemik penutupan alur Sungai Siagung, anak Sungai Segah, di Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, yang diduga terjadi akibat aktivitas pertambangan batubara milik perusahaan di kawasan itu.
Kuasa Hukum PT BBA, Indra Dharma menjelaskan penutupan dan pembuatan alur baru Sungai Siagung bukanlah penutupan sepihak perusahaan. Tindakan itu dilakukan dalam rangka penyesuaian dan pengaturan aliran sungai yang dilakukan berdasarkan kajian teknis dan izin resmi dari Kementerian PUPR.
“Dengan adanya alur baru tersebut, aliran sungai tetap terjaga dan justru lebih tertata sebagaimana Berita Acara Tinjauan Lapangan dalam rangka Uji Coba Aliran Air Sungai Nomor 08/BA/AB2/2024 yang diterbitkan oleh Kementerian PUPR Direktorat Sumber Daya Air,” ungkapnya.
Tak hanya itu, lanjutnya, pembuatan alur sungai yang dikaitkan dengan PT. BBA telah mendapatkan izin resmi dari Kementerian PUPR, sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri PUPR Nomor 653/KPTS/M/2023 tertanggal 19 Juni 2023.
“Dengan demikian, alur sungai yang dimaksud dikerjakan sesuai prosedur dan telah memperoleh izin dari pemerintah pusat,” jelasnya.
Diakuinya, tindakan perusahan juga telah melewati analisis dampak teknis dan lingkungan yang dilakukan sesuai ketentuan. Sesuai hasil analisis yang ada, perubahan alur sungai tersebut telah disetujui dan diputuskan melalui Keputusan Menteri PUPR Nomor 171/KPTS/M/Izin-SDA/2024 tentang Izin Operasi Ruas Sungai Baru.
“Jadi, dugaan banjir yang disangkakan oleh masyarakat tidak serta merta dapat dikaitkan dengan perubahan alur sungai oleh perusahaan, mengingat faktor banjir di wilayah Berau dan Segah telah berlangsung bertahun-tahun sebelumnya dengan intensitas yang berbeda-beda,” terangnya.
“Adapun lahan yang saat ini tergenang merupakan lahan bebas milik PT BBA yang telah dibebaskan secara sah sejak tahun 2005 di hadapan camat setempat. Namun, sejak tahun 2010, lahan tersebut ditanami secara sepihak oleh seorang warga bernama Sukardi berdasarkan surat dari Kepala Kampung Gunung Sari,” sambungnya.
Ditegaskannya, perusahaan tidak pernah memberikan izin pengelolaan atau penanaman di atas lahan tersebut dan sudah berulang kali memberikan peringatan agar aktivitas tersebut dihentikan. Pasalnya, lahan itu setiap saat dapat digunakan untuk kepentingan operasional perusahaan.
“Bahwa hasil pengamatan kita lewat drone, memang di hilir sungai sedang banjir, karena kenaikan air sungai, berdampak genangan air di area sekitar lahan yang diberitakan,” bebernya.
Ditambahkannya, PT BBA yang saat ini mempekerjakan ratusan tenaga kerja dari masyarakat sekitar, berkomitmen untuk selalu beroperasi sesuai aturan, menjaga lingkungan, serta bersinergi dengan masyarakat.
“Kami juga berharap media massa dapat menjalankan tugas jurnalistiknya secara profesional dengan memberitakan secara berimbang agar tidak merugikan nama baik perusahaan maupun para pekerja yang menggantungkan hidupnya di perusahaan ini,” harapnya. (Elton)