Cuaca Kian Ekstrem, Masyarakat Diimbau Waspada Terhadap Potensi Kebakaran

930 x 180 AD PLACEMENT

KLIK BORNEO – BERAU. Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas meminta masyarakat Kabupaten Berau untuk tetap waspada terhadap potensi kebakaran. Pasalnya, belakangan Berau mengalami cuaca panas yang ekstrem.

“Cuaca ekstrem saat ini mencapai 30 derajat. Ini menjadikan Berau kabupaten terpanas se-Indonesia. Bencana seperti kebakaran menuntut kesiapsiagaan kita,” ungkapnya.

Disampaikannya, belakangan ini kebakaran masih menjadi salah satu bencana masif yang menghampiri Berau. Karena itu, Bupati meminta semua pihak untuk tetap siaga mengantisipasi bahaya yang terjadi.

“Beberapa waktu belakang saya perhatikan mudah sekali kebakaran. Sata paham anggota BPBD twrbatas. Jangan sampai peristiwa yang kemarin terjadi, terjadi lagi,” jelasnya.

930 x 180 AD PLACEMENT

Terpisah, Kepala BMKG Berau Ade Heryadi menjelaskan suhu udara maksimum tiga hari belakangang mencapai sekitar 34.8-36.4⁰C. Bahkan, pada 26 Juli lalu wilayah Berau mengalami suhu tertinggi di Indonesia 36.4⁰C.

Mengingat suhu udara yang ekstrem tersebut, Ade mengimbau masyarakat untuk dapat melakukan bebapa hal berikut. Pertama, bijak dalam menggunakan air tanah.

“Curah hujan yang semakin jarang turun dibarengi dengan suhu udara yang tinggi di wilayah Berau berdampak pada ketersediaan air tanah yang cenderung menurun,” terangnya.

“Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menggunakan air tanah secara bijak. Ini berarti gunakan air secukupnya untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan menyiram tanaman,” sambungnya.

930 x 180 AD PLACEMENT

Tak hanya itu, aktivitas membakar lahan baik sengaja maupun tidak sengaja juga harus dihindari pada saat kekeringan melanda. Mengingat api sangat cepat menjalar tak terkendali.

“Api yang menjalar dengan sangat cepat dan tidak terkendali, menyebabkan kebakaran hutan dan lahan yang luas. Dampaknya tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga membahayakan kesehatan dan keselamatan masyarakat,” paparnya.

Lebih dari itu, membakar sampah juga patut dihindari. Pasalnya, asap dari pembakaran sampah menyuplai partikel padat dan polusi ke udara, yang dapat memperburuk kualitas udara dan memicu masalah pernapasan. Selain itu, bara api dari pembakaran sampah juga berpotensi memicu kebakaran yang lebih besar jika tertiup angin.

Ade menambahkan, pada siang hari saat musim kemarau, paparan langsung sinar matahari bisa sangat terik dan berbahaya bagi kulit. Karena itu, dirinya mengimbau masyarakat untuk selalu menggunakan pelindung seperti topi, payung, kacamata hitam, atau tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan.

930 x 180 AD PLACEMENT

“Pastikan juga untuk minum air yang cukup agar tidak dehidrasi. Dengan mematuhi imbauan ini, kita dapat bersama-sama mengurangi dampak negatif dari kekeringan dan menjaga lingkungan tetap sehat,” tandasnya. (Elton)

930 x 180 AD PLACEMENT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
930 x 180 AD PLACEMENT