
KLIK BORNEO – BERAU. Kelompok Brigade Pangan (BP) Kabupaten Berau yang dibentuk untuk meningkatkan produksi pertanian akan menerima bantuan alsintan dan benih padi dari Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI).
Dengan adanya bantuan itu, Kelompok BP Kabupaten Berau diharapkan jadi garda terdepan dalam meningkatkan produksi pertanian, khususnya pangan bagi masyarakat Bumi Batiwakkal.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Pertanian (DTPHP) Berau, Untung Pamilih menjelaskan bantuan tersebut juga akan segera disalurkan.
“Alatnya sudah datang, tinggal disalurkan. Tapi kita tunggu dulu running test rotavator. Selain alsintan, ada juga benih dan dolomit. Tapi tidak ada pupuk karena pertimbangan efisiensi,” ungkapnya.
Disampaikannya, rotavator merupakan alat pertanian modern yang berfungsi untuk mengolah, menggemburkan, menghancurkan, dan meratakan tanah sebelum penanaman. Mesin ini sangat dibutuhkan petani, terutama saat memasuki musim bersawah seperti sekarang.
Selain rotavator, alsintan yang akan disalurkan mencakup berbagai jenis alat dengan jumlah cukup besar, meliputi 4 unit traktor roda empat, 17 unit traktor roda dua, 5 unit rotavator, 10 unit rice transplanter, 11 unit pompa air berukuran 6 inch, dan 4 unit pompa air 3 inch.
“BP Berau juga menerima bantuan benih padi sebanyak 35.800 Kilogram (Kg) yang saat ini masih dalam proses pengiriman, serta kapur dolomit,” jelasnya.
“Kita berharap dengan adanya bantuan baik alsintan maupun benih padi dan semua itu bisa lebih meningkatkan lagi produksi pertanian di Berau,” sambungnya.
Diakuinya, BP khususnya merupakan program nasional yang dibentuk pada masa pemerintahan Presiden Prabowo. Melalui program Optimasi Lahan (OPLAH), BP ditugaskan untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP), dari yang semula satu kali tanam setahun menjadi dua atau bahkan tiga kali dalam setahun.
Agar program OPLAH itu berhasil, tambah Untung, perlu dan bahkan harus ada dukungan nyata dari pemerintah daerah. Apalagi, saat ini terdapat tantangan serius yang dihadapi sektor pertanian, salah satunya yakni penyusutan lahan sawah akibat alih fungsi lahan.
“Pemerintah kabupaten harus serius mendukung. Lahan sawah terus berkurang, jadi perlu upaya maksimal untuk optimalkan yang masih ada,” tandasnya. (Elton)